Monday, July 14, 2008

Katolik Adalah Penyembah?

Kalau kita masuk ke Gereja Katolik, di mana saja di belahan dunia ini, kita akan melihat banyak patung-patung. Ada patung Yesus, ada patung Santo dan Santa dan hampir pasti ada patung Maria. Banyak orang memasang lilin, berlutut dan berdoa di depan patung Maria. Ada yang berdoa sambil menunduk, ada yang berdoa sambil memegang kaki patung Maria, ada yang menatap patung itu dan tidak jarang yang berdoa dan menangis di bawah patung Maria. Kalaupun di situ ada patung Yesus, kemungkinan lebih banyak orang berdoa di depan patung Maria ketimbang di depan patung Yesus.

Nah, kalau begitu bukankah orang Katolik adalah penyembah patung? Kalau begitu bukankah orang Katolik adalah penyembah Maria? Salahkah kalau mereka yang tidak menyukai Gereja Katolik kemudian berpersepsi bahwa peran Maria di dalam Gereja Katolik jauh lebih menonjol dari peran Yesus itu sendiri. Buktinya gambar dan patung Maria dibuat jauh lebih besar sedangkan gambar atau patung Yesus digambar sebagai anak kecil yang digendong oleh Maria.

Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Maria hanyalah sebuah saluran, sebuah selang yang mengalirkan air yaitu Yesus. Selangnya tidak penting dan yang lebih penting adalah airnya. Benarkah demikian ? Fakta sejarah memang menunjukkan bahwa banyak orang Katolik berdevosi kepada Maria. Sungguhkah ini suatu hal yang keliru dan tercela ? Apakah dengan demikian orang Katolik menyembah Maria. Hal ini sungguhlah suatu hakekat iman Kristen yang wajib diluruskan. Banyak orang yang tidak suka pada Gereja Katolik, kemudian menggunakan devosi Maria di dalam Gereja Katolik sebagai bahan untuk menjelek-jelekan Gereja Katolik. Dan yang lebih memprihatinkan banyak orang Katolik sendiri yang kurang paham menjadi ragu dan secara diam-diam kemudian meninggalkan Gereja Katolik.

Tidak semua orang Kristen non-katolik berpikiran demikian. Bahkan seorang pendeta kondang seperti Bapak Yusufroni pernah mengisi kebaktian Natal bersama di tahun 1996 dengan tema: "Kerelaan Maria". Di bawah adalah kutipan dari sebagian kotbah beliau yang mungkin dapat kita jadikan bahan renungan kali ini.

"Bagi orang Protestan, Maria ini kurang besar dengungnya. Mungkin karena sikap Protestan yang anti Katolik sangat emisional sehingga menjadi sentimen terhadap Maria, sehingga lupa terhadap kemanusiaan Kristus berasal dari Maria. Karena itu kedudukan dan peran Maria di dalam Injil tidaklah sama dengan peran Petrus, Paulus atau Yusuf. Karena Maria memberikan kedagingan pada Yesus sehingga Ia menjadi mahluk. Herannya peran Petrus, Paulus bahkan Pontius Pilatus menjadi lebih baik dan lebih banyak di dalam Gereja Protestan dibandingkan dengan peran Maria itu sendiri. Hal inilah yang perlu saya ingatkan karena Maria memiliki lambang yang begitu kekal terhadap umat dan Gereja Tuhan yang ada di tengah-tengah dunia ini."

"Kemanusiaan Yesus, kemahlukan Yesus, dan kedagingan Yesus diambil sepenuhnya dari Maria. Kalau kita menolak kemanusiaan Yesus sesungguhnya kita menolak Maria, karena Maria-lah yang memberikan kedagingan kepada Yesus. Karena genetikanya bukan diambil dari Yusup melainkan dari Maria itu sendiri. Bapak2 gereja sejak Ignatius Uskup Antiokia di Siria pada tahun 110 Masehi mengadakan pembelaan terhadap orang yang menolak kemahlukan Yesus sekaligus menolak Maria yang melahirkan Kristus, disambung oleh bapak2 gereja yaitu Aristides tahun 140, Yustinus tahun 163, Erenius tahun 202 dan Tertulianus tahun 222 Masehi."

"1500 tahun Gereja menghormati Maria. Baru abad ke 15, Maria disingkirkan dari Gereja. 1500 tahun itu Gereja hidup tanpa banyak masalah karena mereka mempunyai pola, dasar, gambaran kepada Maria. Hal ini ingin saya tegaskan, jangan sampai kita meninggalkan apa yang diajarkan oleh Gereja. Dikatakan dengan jelas di sini bahwa Maria adalah seorang pribadi, bukan hanya sambil lalu saja. Seringkali kita punya pengertian bahwa Maria itu hanyalah sebuah alat, sambil lewat saja seperti pipa. Pipa yang menyalurkan air, air itu tidak berasal dari pipa, air itu berasal dari sumber, jadi Maria itu apa bedanya dengan pipa hanya menyalurkan begitu saja. Oh tidak, Allah itu Maha Tahu. Dia sudah mempersiapkan sejak manusia jatuh dalam dosa, telah dinubuatkan yaitu benih perempuan yang akan meremukkan benih ular itu"

Saudara kalau melihat gambar Maria menggendong Yesus, seringkali orang berpikir ini Katolik. Kenapa, ya Yesusnya kecil Maria-nya diperbesar. Karena saudara pikir bahwa orang Katolik lebih menekankan Maria-nya dari pada Yesus-nya. Itu adalah persepsi kita. Persepsi kita, kita jadikan tuduhan kepada orang lain. Ini tidak benar, mestinya fakta. Gambar seperti ini ditonjolkan kedalam gereja mula-mula, tidak lain maksudnya Maria sebagai gereja mengemban Sang Firman. Firman itu selalu ada di dalam pelukan gereja, sehingga gereja dan firman tidak dapat dilepaskan."

"Kalau pola dasar ini terus-menerus dipegang oleh Gereja, maka Gereja tidak akan punya masalah. Gereja punya masalah karena Gereja tidak lagi mengemban firman. Yang diemban adalah pendapat manusia, pendapat orang. Sehingga setiap orang kotbah, dua orang kotbah ada dua pendapat. Saudara perhatikan di gereja Protestan, maaf, apalagi Pantekosta apalagi yang Karismatik, lima orang lima pendapat beda-beda satu dengan yang lain, dua orang kotbah dua pendapat. Perhatikan gereja mula-mula, sepuluh orang kotbah satu pendapat, meskipun berbeda-beda tapi satu."

Demikianlah sebagian dari yang pernah disampaikan oleh oleh Bapak Pendeta Yusufroni

Perihal Maria adalah hakekat iman Kristen yang sungguh sangat hakiki. Kita perlu meluruskannya terlepas dari apakah orang suka atau tidak suka pada Gereja Katolik. Biarlah orang tidak menyukai Gereja Katolik, tapi janganlah eksistensi Maria dikaburkan karena ini sungguhlah merupakan pelecehan terhadap iman Kristen itu sendiri. Mengapa demikian ?

Berbicara mengenai iman Kristen sungguhlah tidak afdol tanpa merujuknya pada Alkitab. Orang Kristen selalu mengatakan bahwa referensi utama iman Kristen adalah alkitab - walaupun bagi Gereja Katolik, Alkitab bukanlah satu-satunya referensi karena Gereja Katolik juga mengenal Tradisi. Tapi untuk kali ini ada baiknya kalau kita singkirkan pembahasan tentang Tradisi dan kita fokus pada Alkitab. Mari kita lihat apa yang ada di dalam Alkitab, yang berhubungan dengan eksistensi Maria. Bagaimana prosesnya sehingga Allah kemudian memilih Maria jauh sebelum Yesus datang ke dunia ini.

Semuanya ini berawal dari dosa manusia pertama yaitu Adam dan Hawa yang makan buah terlarang, sehingga Allah menghukumnya: seperti yang diki-sahkan di dalam kitab Kejadian 3: 1-14. Allah tidak saja menghukum Adam dan Hawa, akan tetapi Allah juga mengutuk sang ular (iblis) yang menggoda mereka. Allah berkata: "……..terku-tuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang di hutan …. Aku akan mengadakan per-musuhan antara engkau dan perempuan ini; antara keturunanmu dan keturu-nannya; keturunannya akan meremukan kepalamu (Kejadian 3: 14-15). Yang dimaksud dengan perem-puan ini adalah Maria keturunan Daud yang kemudian akan melahirkan Yesus yang berkuasa untuk meremukkan kepala sang ular. Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya pemilihan Maria sudah dinubuatkan sejak Perjanjian Lama.

Sebagai tambahan, karena dosa Hawa itulah Allah kemudian berfirman kepadanya: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Dan hal inilah yang menjadikan kodrat wanita sampai saat ini.

Selanjutnya, di dalam Perjanjian Baru Injil Lukas 1: 26-31 digambarkan bahwa Allah menyuruh malaikat Gabriel untuk menemui Maria. Malaikat itu berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai. Tuhan menyertai engkau. …………. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia Yesus."

Bandingkanlah Injil Lukas di atas dengan kalimat pertama di dalam doa Salam Maria yang diajarkan oleh Gereja Katolik: "Salam Maria penuh Rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus." Andaikata kita mengulangi kembali apa yang diucapkan oleh malaikat itu, dapatkah orang Katolik dikatakan menyembah Maria ? Kemudian kalimat kedua di dalam Doa Salam Maria berkata: "Santa Maria, Bunda Allah doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amien." Andaikata anda datang kepada seorang pastor, suster, pendeta atau bahkan kepada seorang teman dan berkata doakanlah saya supaya saya kelak lulus ujian. Apakah dengan begitu Anda menyembah pastor, suster, pendeta atau teman tersebut ?

Kalau begitu, benarkah orang Katolik menyembah Maria ? Orang seringkali tidak dapat melihat suatu fakta atau kenyataan secara jernih bila sudah memiliki prasangka dan persepsi negatif, apalagi kalau dibarengi dengan perasaan tidak suka. Maka, tepatlah seperti apa yang dikatakan oleh Bapak Pendeta Yusufroni: "Janganlah mengabaikan peran Maria, hanya karena tidak suka pada Gereja Katolik".

Maria adalah satu-satunya manusia yang penuh dengan Roh Kudus. Banyak ayat-ayat di dalam Alkitab yang menunjang fakta ini. Bila saya bertanya kepada Anda, dimanakah sekarang Bunda Allah ini berada. Saya yakin dan percaya kita sepakat menjawab bahwa Maria sekarang ada di Surga.

Romo Yusuf Halim dalam sebuah retretnya pernah menceritakan bahwa ada seorang ibu yang ikut tour berkunjung ke tanah suci, kemudian mengunjungi Vatican dan tempat-tempat suci lain. Setiap kali ibu ini masuk ke gereja dan ia melihat patung atau gambar Maria, maka ia segera keluar. Seolah-olah ada sesuatu yang menakutkan, mungkin saja ia merasa bahwa gereja itu tempat penyembahan Maria. Saya tidak tahu apakah ibu ini bila kelak ia meninggal, dan diperkenankan masuk ke dalam surga akan menolak karena melihat ada Maria di dalam sorga.

Sebagai seorang anak, lihatlah betapa perhatian Yesus terhadap ibunya, sehingga dikisahkan di dalam Injil Johanes 19: 26-27, ketika Yesus tergantung di kayu salib menjelang saat-saat terakhir-Nya, dan ketika melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya, berkatalah Ia kepada ibunya: "Ibu, inilah anakmu". Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu! sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya."

Pesan sesorang menjelang ia meninggal lazim disebut wasiat. Kalau sebagai anak saja, kita akan sepenuhnya menuruti wasiat orang tua kita - apalagi terhadap Yesus. Alangkah naifnya bila kita mengabaikan wasiat-Nya. Saya sungguh tidak mengerti bagaimana kita dapat mengklaim sebagai murid Yesus yang baik, apabila kita tidak dapat menerima Ibu Maria sebagai Ibu kita. Orang Tioghoa mengatakan bahwa anak yang tidak patuh pada orang tua adalah anak yang "Pu Thouw", dan orang yang tidak tahu balas budi kepada orang yang baik kepadanya adalah orang yang "Bo Tjhing". Adakah di antara kita yang mau dikatakan "Pu Thouw" atau "Bo Tjhing" terhadap Yesus ?

Bila Anda adalah seorang ibu, cobalah bayangkan bagaimana kesedihan Maria ketika ia harus menyaksikan Yesus disiksa, dihina, menderita dan tergantung di kayu salib. Oleh karena itu, oleh seorang seniman Maria digambarkan dengan hati yang tertusuk pedang-pedang: untuk menggambarkan betapa pedihnya hati Maria melihat derita siksa dan hinaan yang mesti dialami anaknya yaitu Yesus. Tidakkah selayaknya kita menghormati Maria yang telah begitu setia menunggui Yesus sang juru selamat kita, wafat di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Tidakkah selayaknya kita menghormati Maria seperti kita menghormati ibu kita sendiri.(Efji Tehaka)

1 comment:

Donny said...

TULISAN YANG BAGUS SEKALI. CUKUP MEMBERI SAYA WAWASAN TENTANG PERAN BUNDA MARIA DALAM GEREJA KATOLIK. SEKARANG SAYA MENGERTI KENAPA UMAT KRISTEN LAIN BERPANDANGAN SEPERTI ITU KEPADA KITA UMAT KATOLIK. THANKS

Newer Post Older Post Home